Photobucket

Pages

Apakah yang Dapat Membuat Anak-Anak Kreatif?

Setiap anak itu kreatif -- setidak-tidaknya kreatif untuk menciptakan kenakalan yang sedang dilakukannya. Tetapi ketika anak itu menjadi besar, tampaknya ada sesuatu yang terjadi. Sifat spontan yang sering dipuji itu memudar, dan hanya sedikit sekali orang yang sanggup tetap hidup secara kreatif di dalam era industrialisasi, birokrasi yang sudah tak manusiawi lagi, berbagai bentuk standardisasi, dan sistem komunikasi elektronik yang semakin canggih sekarang ini.

Bagaimanapun, kita diciptakan menurut gambar dan rupa Allah Yang Mahakreatif, dan Roh-Nya ada di dalam kita untuk menolong kita menjadi kreatif di dalam segala sesuatu yang kita lakukan. Dan walaupun derajat kreativitas yang ada pada diri kita masing-masing mungkin merupakan sifat bawaan, sebagai orang tua ada banyak yang dapat kita lakukan untuk mengembangkan bakat-bakat kreatif yang ada pada anak-anak kita.

Di atas segalanya, baik sekali jika Anda menyadari bahwa kreativitas dapat berkembang dengan baik sekali di dalam suatu suasana saling menghargai. Di dalam suasana demikian setiap anak dapat memperoleh rasa harga diri yang sejati. Pernyataan kasih sayang dan pujian yang konsisten dan suasana yang penuh pelukan dan belaian kasih sayang mempunyai kaitan yang erat dengan suburnya pertumbuhan jiwa dan semangat kreativitas anak. Jadi, marilah kita memerhatikan beberapa prinsip dan kegiatan kunci sehubungan dengan hal ini.

  1. Tunjukkanlah bahwa Anda menaruh kepercayaan pada kesanggupan anak Anda; hindarilah kecenderungan orang dewasa yang suka terlalu cepat menyediakan jawab atas segala masalah.
  2. Biarkan anak Anda menempuh beberapa risiko. Hal itu akan memberi keleluasaan bagi Anda maupun anak Anda untuk menikmati dan menjelajahi hubungan Anda. Kebebasan yang kreatif ialah suatu keseimbangan antara memegang aturan secara bertanggung jawab dan suatu rasa gemar bertualang yang sesuai ke alam yang belum dikenalnya.
  3. Tolonglah anak Anda agar bereksperimen secara teratur dengan perkakas dan bahan-bahan baru. Janganlah berpegang teguh pada prinsip bahwa setiap tindakan atau hasil harus hebat. Kreativitas yang sejati sering terjadi sesudah banyak kegagalan.
  4. Dorong anak Anda agar berani menyatakan dirinya dengan memerankan suatu tokoh dalam sebuah sandiwara kecil. Tidaklah mengherankan jika anak laki-laki yang masih kecil bermain boneka dan anak perempuan yang masih kecil bermain mobil-mobilan, selama orang tua anak itu tetap memberi contoh mengenai peranan laki-laki dan wanita yang baik. Membiarkan anak laki-laki Anda bebas untuk bersikap emosional dan berperasaan tajam, serta membiarkan anak perempuan Anda untuk bersikap tegas dan suka mengambil inisiatif merupakan suatu suasana yang sehat bagi mereka untuk mengungkapkan kreativitas mereka.
  5. Bangkitkan minat anak Anda dengan secara teratur membaca buku-buku yang baik, belajar menikmati musik dan kesenian. Jelajahi bersama-sama buku-buku di perpustakaan umum, carilah stasiun-stasiun pemancar radio baru, dan kunjungilah museum dan toko-toko kesenian di daerah Anda. Kreativitas seseorang dapat bertumbuh dengan subur jika ia dapat melihat banyak karena biasanya tindakan kreatif itu menyangkut soal merangkaikan objek-objek dan gagasan-gagasan yang sudah ada menjadi suatu kombinasi yang baru. Jadi, seseorang makin terbuka untuk menerima berbagai gagasan dan objek, makin besar juga potensi orang itu untuk berpikir kreatif.
  6. Janganlah terlalu cepat berprasangka terhadap gagasan anak Anda yang tampaknya kurang praktis dengan cepat-cepat memutuskan, "Wah, cara demikian itu tidak akan jalan."
  7. Anjurkanlah untuk bertanya. Walaupun anak Anda yang belum bersekolah mungkin akan mengajukan lebih banyak pertanyaan daripada yang bersedia Anda jawab, ingatlah bahwa pikiran yang suka bertanya adalah pikiran yang kreatif. Tolonglah anak Anda untuk belajar mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang lebih baik dan lebih tajam. Kemudian carilah jawabnya bersama-sama.
  8. Binalah suatu pendekatan yang positif terhadap kekeliruan-kekeliruan yang dibuat oleh anak Anda. Walaupun suatu kesalahan yang berat memerlukan tindakan disiplin yang sesuai, waspadalah agar yang Anda hukum ialah kelakuannya yang salah dan bukan orangnya. Janganlah Anda menghukum sambil melontarkan penghinaan yang dapat merusak harga diri anak Anda, seperti "Hanya orang yang bodoh sekali yang melakukan hal seperti itu!" atau "Kamu memang tidak pernah melakukan sesuatu dengan benar!"
  9. Hargailah kreasi-kreasi, hasil kerja, dan percobaan-percobaan anak Anda. Tidak ada sesuatu hal lain yang dapat dengan lebih cepat membunuh semangat kreatif anak Anda selain daripada pernyataan-pernyataan seperti, "Mengapa kamu melakukan hal yang seperti itu?" atau "Jangan main dengan lumpur kotor itu!" Pajanglah hasil karya seni anak Anda pada tempat-tempat yang menonjol dan berilah komentar yang sifatnya memuji hasil karyanya di hadapan para sahabat.
  10. Anjurkanlah untuk berperan menjadi sesuatu atau seseorang. Pertunjukan boneka, kostum-kostum buatan sendiri, deklamasi, dan drama-drama mendadak merupakan kegiatan-kegiatan yang akan memunculkan naluri dan gagasan-gagasan kreatif yang terbaik. Sama seperti hal lainnya, seorang anak akan menjadi makin baik sesuai dengan banyaknya latihan yang dilakukannya.
  11. Jadilah seorang pengamat yang kreatif bersama anak Anda. Sediakanlah waktu untuk mengamati burung-burung, cuaca, manusia, bunga-bunga, dan binatang. Amatilah berbagai proses dan berbagai objek.
  12. Ikut sertakan anak remaja Anda atau pimpinlah anak muda Anda dalam menulis sebuah karangan, mengisi buku harian, menggambarkan ilustrasi, atau membangun sesuatu dengan tangan Anda. Janganlah cerewet mengenai mutu sesuatu kreasi. Pimpin saja dengan bersemangat!
  13. Pilihlah mainan dan kegiatan yang akan melibatkan inisiatif pribadi. Sebagai contoh, suatu model pesawat terbang dari kayu balsa mungkin merupakan pilihan yang lebih baik daripada model pesawat yang tinggal dirakit dengan hanya menekan-nekannya saja. Harmonika, kaca pembesar, magnet, dan kotak-kotak yang dapat disusun dapat lebih merangsang kreativitas daripada kebanyakan mainan jadi.
  14. Doronglah anak Anda untuk mengumpulkan barang-barang sebagai koleksi, seperti bulu unggas, kancing, biji-bijian, perangko, atau hal-hal lainnya yang mempunyai daya tarik khusus. Kegiatan membuat koleksi itu dapat merangsang pikiran sehingga selalu merasa ingin tahu dan kreatif. Sediakanlah sekumpulan bahan yang dapat merangsang kreativitas anak-anak, biarkan mereka membuat bermacam-macam eksperimen dengan bahan-bahan itu. Bermain-main secara bebas dengan tanah liat, kapur tulis, cat, kertas, spidol, perekat, pita rekat, majalah-majalah bekas, kaleng dan botol, benang, dan tali-temali hendaknya menjadi bagian dari kenang-kenangan manis anak-anak. Kemudian, tambahkan lagi dengan persediaan pakaian aneka ragam untuk bermain, paku-memaku, potret-memotret, dan penggunaan sarana-sarana lainnya.
  15. Perkenankan anak-anak yang sudah agak besar untuk menghias kamarnya sendiri, untuk menciptakan suasana yang sesuai dengan kegiatan dan kegemaran pribadinya. Doronglah anak Anda agar ia meningkatkan kemampuan berbahasa dengan mengadakan permainan kata-kata, misalnya mencari kata yang bersajak, mengarang cerita-cerita asli buatan sendiri, membuat teka-teki, membuat syair nyanyian, dan membuat puisi. Perkenankan dia sewaktu-waktu untuk hadir bila orang dewasa sedang berdiskusi, hal ini akan menambah perbendaharaan kata-katanya. Bacalah koran dan artikel-artikel majalah bersama-sama dan diskusikan pokok-pokoknya. Anjurkanlah mereka untuk rajin menulis surat.

Kreativitas yang sejati menyangkut kebebasan, kepekaan, dan fleksibilitas. Sama seperti kebanyakan tata nilai dan sifat-sifat bawaan lainnya, kreativitas itu mula-mula sekali dibentuk oleh Anda. Dengan sekadar perhatian dan perencanaan sederhana Anda dapat memberikan kepada anak Anda hadiah yang berguna seumur hidupnya, yaitu kreativitas.

MEMBENTUK ANAK KREATIF

Anak kreatif memiliki ciri dan sikap yang berbeda dari anak biasa. Ciri dan sikap tersebut adalah kelebihan baginya. Dan kabar gembira bagi Anda adalah, setiap anak memilki “bakat” alami akan hal ini. Jika Anda bisa mengembangkan “bakat” alami tersebut, maka Anak Andapun bisa menjadi anak kreatif.
CIRI ANAK KREATIF
Beberapa ciri anak kreatif antara lain adalah sebagai berikut :
1. Lancar berpikir
Ia bisa memberi banyak jawaban terhadap suatu pertanyaan yng Anda berikan. Inilah salah satu kehebatan anak kreatif. Ia mampu memberikan banyak solusi dari sebuah masalah yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat penting untuk dikembangkan. Dunia ini penuh masalah dan tantangan. Semakin kreatif seseorang, maka ia akan dengan mudah menjawab semua masalah dan tantangan hidupnya dengan kreativitasnya.
2. Fleksibel dalam berpikir
Ia mampu memberi jawaban bervariasi, dapat melihat sutu masalah dalam berbagai sudut pandang. fleksibilitas ini juga sangat penting dalam kehidupan. Seorang yang fleksibel, akan dengan mudah menyesuaikan diri dalam berbagai keadaan.
3. Orisinil (asli) dalam berpikir
Ia dapat memberi jawaban-jawaban yang jarang diberikan anak lain. Jawaban baru biasanya tidak lazim atau kadang tak terpikirkan orang lain.
4. Elaborasi
Ia mampu menggabungkan atau memberi gagasan-gagasan atas jawaban yang dikemukakan, sehingga ia mampu untuk mengembangkan, memperkaya jawabannya dengan memperinci sampai hal-hal kecil Semua ciri-ciri anak kreatif tersebut bisa dikembangkan. Jadi bukan semata keturunan seorang anak bisa menjadi kreatif. Namun peran Anda sebagai orang tua juga sangat berpengaruh bagi perkembangan kreativitasnya.
CIRI-CIRI KREATIVITAS ALAMIAH
Kreativitas alamiah merupakan kreatif yang berasal dari dirinya sendiri, bukan karena pengaruh lingkungan. Ciri ini dimiliki oleh setiap anak. Tugas orang tua adalah mengembangkan potensi ini.
Ciri kreativitas alamiah tersebut antara lain :
- Imajinatif
- Senang menjajaki lingkungannya
- Banyak mengajukan pertanyaan
- Mempunyai rasa ingin tahu yang kuat
- Suka melakukan eksperimen
- Terbuka untuk rangsangan-rangsangan baru
- Berminat untuk melakukan macam-macam hal
- Tidak pernah merasa bosan
SIKAP KREATIF
Selain ciri-ciri di atas, anak kreatif juga memiliki sikap yang positif. Beberapa sikap kreatif anak antara lain :
rasa ingin tahu yang besar.
Ini tertarik terhadap tugas-tugas baru dan menganggapnya sebagai tantangan senang bereksperimen spontan
percaya diri
berani mengambil resiko untuk membuet kesalahan atau untuk dikritik oleh orang lain
tidak mudah putus asa senang mencari pengalaman baru atau hal-hal yang menarik
berani dan yakin akan keputusan yang ditetapkannya sendiri tak mudah terpengaruh atau tergoyahkan keyakinannya oleh omongan orang lain.
EKSPRESI KREATIVITAS MENURUT USIA
Agar lebih memahami tentang kreativitas seorang anak, maka akan saya jelaskan ekspresi kreativitas anak menurut usia ( bayi hingga usia prasekolah)
· EKSPRESI KREATIVITAS BAYI
Meski anak sudah memiliki kreativitas alamiah, tetapi kita belum bisa mengukur kreativitas seorang bayi. Kreativitas baru terlihat setelah anak masuk usia balita. Sebab, anak sudah bisa berinteraksi dengan lingkungan sekitar dan sudah banyak mendapatkan masukan mengenai berbagai hal dari lingkungannya.
· EKSPRESI KREATIVITAS BATITA (BAWAH TIGA TAHUN)
Pada usia ini anak mampu berkreativitas animisme (menganggap benda mati adalah makhluk hidup). Misalnya, kursi bisa merasa sakit bila ditendang atau nasi bisa menangis. Hal ini dipelajarinya dari orang tua, selain karena perkembangan motorik kasar, halus, serta kemampuan berbicaranya sudah lebih baik dibandingkan bayi.
Anak pun mampu berkreativitas imajinasi, yakni membuat sesuatu hal yang baru dari yang telah ada berdasarkan imajinasinya. Contohnya anak mampu menggambar abstrak yang sangat indah, dan memadukan warna-warna yang berani, lain daripada yang lain. Contoh lainnya , si batita membuat gedung pencakar langit dari balok-balok beraneka
bentuk dan ukuran, dan berbagai contoh lainnya. Tak heran bila anak batita kerap disebut seniman kecil. Sayangnya, masih banyak orang tua tak menyadari hal ini. Alhasil, Tak jarang orang tua/pendiidik malah menyalahkan anak dan menggiringnya untuk membuat
gambar atau karya yang konvensional.
· EKSPRESI KREATIVITAS PRASEKOLAH
Pada usia khususnya 4-6 tahun, kemampuan anak untuk berkreasi sudah cukup tinggi dan lebih baik karena anak sudah bergaul dengan lingkungan luar rumah dan sekolah . Otomatis pengetahuan dan tahapan perkembangannya pun sudah lebih maju lagi dari anak batita. Terutama perkembangan sosialnya, di mana anak sudah mulai berinteraksi dengan teman sebayanya.
Jika diceritakan mengenai sesuatu hal, ia bisa menceritakan kembali dan bahkan mengembangkannya. Selain itu , anak usia ini sudah bisa menyalurkan hasrat ingin tahunya dengan kreatifitasnya, yaitu melalui permainan pura-pura (bermain peran, seperti dokter: guru , pilot, polisi, dsb). Ia bisa melakukan permainan itu sendiri ataupun bersama temantemannya.
Bahkan anak juga sudah mampu menciptakan mainan sendiri, semisal pistol-pistolan dari koran bekas, kapal terbang/laut dan rumahrumahan dari kertas.
KREATIVITAS, IQ DAN LINGKUNGAN
Gulford (1967), salah satu pakar dalam pengukuran intellegensi, memberikan batasan bahwa sampai skor IQ 120 (ambang intelegensi untuk kreativitas). Lebih dari angka itu, intelegensi tidak lagi memberi pengaruh terhadap kreativitas. Artinya anak yang ber-IQ 140 tidak pasti lebih kreatif dibanding IQ-nya 120. Karena untuk berkarya kreatif yang unggul, sebenarnya tidak diperlukan IQ yang sangat tinggi, cukup diambang intelegensi saja.
Sebaliknya jika sangat rendah, di bawah rata-rata, tentu sulit untuk kreatif. Walau demikian, anak tetap harus didorong dan dirangsang agar kreativitasnya bisa ditumbuhkan, meski tak akan menghasilkan karya-karya yang sangat unggul.
Kreativitas anak yang ber-IQ tinggipun tergantung lingkungannya. Bisa saja seorang anak usia prasekolah ber-IQ tinggi tapi orang tuanya Cuma mementingkanhal-hal akademis, seperti membaca, menulis, dan berhitung.
Akibatnya, imajinasi si anak tidak berkembang. Padahal, kekuatan anak prasekolah adalah imajinasinya. Dengan kata lain anak cerdas belum tentu kreatif.
KREATIVITAS DAN EQ
Kreativitas juga membutuhkan EQ (kecerdasan emosional). Daniel Goleman (1996), pakar EQ, mengatakan, IQ menyumbang 20 persen saja dalam keberhasilan seseorang. Sementara 80% lainnya ditentukan oleh kekuatankekuatan lain yang termaksud di dalam EQ. Diantaranya adalah kesediaan untuk bekerja keras, disiplin, dan rasa percaya diri.
Individu ber-EQ tinggi memiliki kemampuan menguasai diri yang akan memberinya daya tahan untuk menunda pemenuhan kepuasan sesaat demi mendapatkan kesuksesan yang lebih besar di masa depan. Disiplin dan kerja keras ini tidak diragukan lagi merupakan salah satu komponen keberhasilan.
Mereka yang berhasil adalah mereka yang tetap dapat berlatih keras di saat yang lain bersenang-senang. Orang tua dapat mengizinkan anaknya untuk melakukan uji coba dan
menerima kesalahan yang mungkin dilakukan anak, akan membuat anaknya tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang percaya diri dan tidak takut untuk mencoba hal-hal yang baru. Tentu saja, dalam hal ini orang tua harus tetap memberikan pengawasan, akan tetapi aturan yang diberikan cukup pada hal-hal yang esensial.
Yang perlu diingat, apapun karya yang dihasilkan anak, orang tua harus bisa menghargainya. Mungkin hasil karyanya tidak berarti menurut orang tua, tetapi bisa jadi merupakan karya yang tak ternilai harganya bagi sang anak.
Karena melalui karyanya itulah, anak merasa ia mampu mencipta. Penghargaan yang ditunjukkan orang tua akan dapat membantu anak semakin tertarik untuk berusaha lebih keras lagi demi mendapatkan penghargaan berikutnya.
CARA MEMBENTUK ANAK KREATIF
Bagaimana cara membentuk anak yang kreatif itu ? Berikut ini beberapa cara praktis yang bisa Anda lakukan untuk memebntuk anak yang kreatif
MEMILIH POLA ASUH YANG TEPAT
Peran pola asuh orang tua sangat dominan pada pembentukan kreativitas seorang anak.
- Tidak terlalu mengontrol ekspresi kreativitasnya
Jika orang tua terlalu mengontrol perilaku anak, apalagi jika dibarengi dengan berbagai larangan atau kritikan-kritikan mengenai perilaku anak, hampir dapat dipastikan anak akan tumbuh menjadi anak yang pasif. Anak tidak punya inisiatif karena dia takut apa yang diperbuatnya adalah salah. Anak juga putus asa karena tidak tahu apa yang harus dia lakukan atau apa yang diharapkan orang tua dan dirinya. Anak-anak seperti ini biasanya juga muncul pada orangtua yang over protektif.
Saya tidak mengatakan bahwa anak diberi diberi kebebasan untuk melakukan apa saja, tanpa kontrol. Namun yang ingin saya tekankan adalah, berilah anak kebebasan untuk mengeksresikan kreatifitasnya
- Hindari kritikan yang mematikan kreatifitas
Anak-anak yang aktif biasanya datang dari orang tua yang tidak mengkritik perilaku anaknya. Bahkan tidak segan-segan menunjukkan apreasiasi terhadap perilaku mereka dan cenderung menerima perilaku anak, sehingga ia merasa nyaman dan berani mencoba hal-hal baru. Penerimaqn dari orang tua juga membuat anak memiliki pandangan positif terhadap dirinya sendiri.
Demikian juga saat anak menghasilkan sebuah karya. Bukan tugas kita untuk mengkritik hasil karya anak kita tersebut, yang mungkin tidak berharga bagi kita.
- Memberi rasa aman dan percaya diri
Karena memiliki rasa aman dan percaya diri, maka anak tidak mengalami kesulitan di dalam mengekspresikan diri, berani mengambil keputusan sendiri, mengambil resiko yang realistis, dan berani bertanggungjawab atas keputusan yang sudah mereka ambil. Mereka bisa mencari dan mengeksplorasi lingkungannya sehingga relatif mudah dirangsang
kreativitasnya.
MENGHARGAI KARYA ANAK
Pernahkah Anak Anda menghasilkan sebuah karya, dan menunjukkannya kepada Anda ? Saya yakin, pernah. Dan bagaimana sikap Anda, ketika Anda menerima hasil karya dari anak Anda tersebut ? Sikap Anda saat menerima hasil karya anak Anda, bisa berpengaruh
terhadap perkembangan kreatifitas anak Anda. Jika sikap Anda menyenangkan, maka anak akan lebih termotivasi lagi untuk berkarya dan mengembangkan kemampuannya. Namun jika sikap Anda cenderung tidak menghargai karya tersebut, maka anak Anda akan “trauma”. Ia akan menjadi malas untuk mengembangkan potensinya. Dan pada akhirnya, perkembangan kreatifitasnya akan terhambat oleh sikap Anda.
Mungkin hasil karya anak Anda adalah biasa di mata Anda. Namun bagi anak, hasil karyanya adalah bernilai. Ia telah merasa mengeluarkan segala kemampuannya. Dan ia ingin hasil karyanya dihargai oleh orang lain, terutama sang orang tua.
Ada beberapa cara untuk menghargai hasil karya anak kita, antara lain :
- memberikan pujian yang tulus
Tidak jarang orang tua memberikan kata pujian kepada hasil karya anaknya. Namun pada hakekatnya, kata yang ia ucapkan bukanlah pujian. Justru anak merasa diejek dan tidak dihargai. Hal ini terjadi biasanya saat karya anak kurang memuaskan, namun orang tua
menyindir/mengejek dengan pujian.
Anak Anda bisa membedakan antara pujian dan ejekan. Karena Anda adalah orang yang peling dekat dengannya. Ia sangat menguasai sikap dan perkataan Anda.
Karena itu pujilah ia setulus hati dan penuh kasih sayang. Dengan ini Anda punya harapan besar, bahwa anak Anda akan menjadi manusia kreatif di masa yang akan datang.
Pujian yang tulus memberikan kekuatan semangat bagi anak Anda untuk terus berkarya. Pujian yang tulus akan memberikan rasa percaya diri dan rasa aman untuk terus berkreasi.
- Memberikan hadiah
Berilah hadiah jika anak Anda menghasilkan karya besarnya. Hadiah bisa berbentuk sekedar ucapan selamat atau berupa barang. Jika berupa barang, hadiah tersebut tidak harus mahal.
Sama halnya dengan pujian, hadiah juga memberikan kekuatan dan semangat pada anak untuk terus berkarya.
- Memajang karya anak di tempat yang mudah dilihat
Anda juga bisa menghargai karya anak Anda dengan cara memajang karya tersebut di tempat yang mudah dilihat ole orang lain. Tempat yang mudah dilihat orang lain antara lain: ruang tamu, ruang makan, kantor Anda, dll.
Anda bisa membayangkan, betapa senangnya anak Anda saat hasil karyanya bisa dinikmati oleh orang lain. Dan iapun akan bersemangat untuk lebih berkarya.
Mendidik Anak Harus Sesuai dengan Keinginan Tuhan [Agama dan Pendidikan]

Mendidik Anak Harus Sesuai dengan Keinginan Tuhan

Jakarta, Pelita
Selama ini para orang tua dan guru gagal dalam mendidik anak. Karena para orang tua dan guru tersebut lebih suka memaksakan keinginan mereka sendiri. Dalam mendidik anak, seharusnya para orang tua dan guru harus menyesuaikan dengan keinginan Tuhan.
Demikian disampaikan Ayah Edi, Pakar Multiple Intilligence dan praktisi holistic learning, kepada Pelita usai acara bedah bukunya yang terbaru, I Love You, Ayah Bunda, di Tangerang, Ahad petang (26/04).
Menurut Ayah Edi, untuk mengetahui keinginan Tuhan adalah dengan cara melihat gerakan si anak. Setiap gerakan anak merupakan cerminan Tuhan. Ayah Edi mencontohkan, anak yang mudah menangis. Anak yang mudah menangis, katanya, adalah representasi dari perasaan yang halus. Sehingga dia peka terhadap pelajaran yang sifatnya seni dan sains Dari itu, jangan langsung divonis sebagai anak yang cengeng, papar penggagas acara Indonesia Strong from Home di Smart FM ini.
Anak seperti ini tidak suka bergaul. Sementara para orang tua, jelas Ayah Edi, banyak yang memaksakan agar anak tersebut bersosialisasi dengan teman-temannya. Tidak ada saintis yang suka bergaul. Kalau anak tersebut tetap dipaksa bergaul, orang tua telah menggagalkan si anak untuk menjadi saintis, jelasnya. Setiap perilaku anak, selain sebagai keinginan Tuhan juga adalah cerminan dan kelebihan dari anak tersebut.
Begitu juga anak yang kurus secara alami. Anak seperti ini, tambah Ayah Edi, diberi makan apa pun tidak akan bisa gemuk. Anak ini mempunyai energi gerak yang tinggi. Otomatis, kalau belajar lebih suka sambil melompat-lompat. Dari itu, tidak boleh dilarang, lanjutnya.
Menurut Ayah Edi, Anak yang sering dilarang dalam melakukan sesuatu akan berakibat fatal. Karena akan menghambat pertumbuhan saraf. Saraf anak akan tumbuh pada usia 0-5 tahun. Dan berhenti pada usia 12 tahun, untuk saraf tunas. Walaupun saraf lainnya tetap tumbuh.
Ayah Edi menjelaskan, pada masa pertumbuhan saraf tersebut, rasa ingin tahunya timbul dan ingin selalu bergerak. Kalau dilarang, otomatis saraf berhenti dan rasa ingin tahunya juga hilang. Makanya, Ayah Edi menganggap wajar kalau belakangan ini keluar, istilah nggak tau ah, gelap di kalangan remaja. Para orang tua harus memfasilitasi dan mengarahkan gerakan anak tersebut, bukan melarang, jelasnya.
Ayah Edi menyadari banyak orang tua yang tidak tahu tentang hal ini. Karena para orang tua tidak pernah menyiapkan diri bagaimana menjadi orang tua yang bisa mendidik dengan baik, jauh sebelum kelahiran anak. Para orang tua, kalau hendak melahirkan hanya menyiapkan rumah sakit, dokter, dan nama piliha. Sedangkan cara mendidik anak tidak pernah terpikir, paparnya. Harus disadari, rumah sakit tidak akan pernah memberi buku panduan bagaimana mendidik dengan baik.
Untuk itu, Ayah Edi menganjurkan kepada semua orang tua untuk terus belajar mendidik dengan betul. Agar tidak menyalahkan pihak lain, kalau anaknya menjadi bermasalah. Semua anak, kata Ayah Edi, merupakan ciptaan terbaik Tuhan. Kalau ada anak yang bermasalah, harus dievaluasi. Jangan-jangan para orang tua atau guru yang tidak bisa mendidik, pungkasnya. (cr-12)